PENGGUNA NARKOBA HANYA KORBAN
- Published in Artikel & Opini
- Read 437 times
Tadi pagi sebelum berangkat ke kampus saya menyempatkan untuk sarapan sambil menonton TV, berita pagi ini kebanyakan mengabarkan tentang kriminalitas, namun ada satu berita yang membuat saya tercengang yaituseorang pemuda berusia 19 tahun tertangkap tangan sedang mengkonsumsi narkoba. Di kota makassar, jumlah pengguna narkoba ditahun 2014 menyentuh angka 3,8 juta hingga 4,1 juta orang, tentu merupakan angka yang fantastis jutaan orang indonesia mengkonsumsi narkoba. Ditahun ini menurut data BNN, jumlah pengguna atau pecandu narkoba hingga november 2015 ini meningkat menjadi 5,9 juta orang, tentu saja hal yang wajar ketika pemerintah memberlakukan status darurat narkoba di Indonesia, karena memang kita sedang diserang oleh mafia-mafia Internasional Narkotika atau NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif).
Miris sekali, terlebih lagikebanyakan dari pengguna narkoba merupakan pemuda dan anak dibawah umur yang seharusnya mereka belajar dengan giat sebagai generasi penerus bangsa, tetapi malah di rusak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, entah karena ada masalahingin coba-coba atau hanya ikut-ikutan, mereka semua perlu mendapatkan perhatian khusus baik itu dari orang terdekat hingga pemerinta.
Narkoba sudah menjadi isu nasional, berbagai cara dilakukan dalam rangka menekan jumlah pengguna narkoba di Indonesia, mulai dari pemerintah, LSM, keluarga dan setiap unsur masyarakat sudah seharusnya ambil peran dalam melindungi dan menjaga para penerus bangsa agar tetap pada koridornya, bahkan ketika saya masih tergabung dalam sebuah organisasi kelembagaan kampus di tahun 2014, sempat bekerja sama dengan sebuah LSM di kota makassar dalam rangka mengkampanyekan pengguna narkoba merupakan korban dari bejatnya oknum-oknum yang tak bertanggung jawab, kita sudah sepatutnya melindungi dan tetap merangkul semua korban obat haram ini, dukung dan jangan hukum mereka, karena kebanyakan pengkonsumsi obat terlarang ini merupakan orang-orang yang sedang bermasalah, dukungan dari orang-orang terdekatnya akan menguatkan mereka untuk sesegara mungkin untuk sembuh, karena mereka ada orang yang sedang mengidap penyakit, sudah selayaknya mereka sembuh bukan malah dipidanakan.
Pendekatan persuasive, bukan ancaman jeruji penjara yang seharusnya mereka terima, dinginnya penjara tak akan membuat mereka sembuh dari ketergantungan, setelah mereka keluar, mereka akan kembali lagi bukankah itu yang sudah sering terjadi? Belajarlah dari pengalaman, zat adiktif ini telah merambah hingga ke sekolah-sekolah, para pelajar di usia produktif, dengan semangat menggebu-gebu yang seharusnya mempunyai beragam aktifitas bermanfaat, lalu tiba-tiba mereka terjerumus kedalam lembah hitam buaian obat haram ini.
Tak perlu mencari pembenaran karena kita semua salah para generasi kita berleye-leye, bermalas-malasan sambil menikmati nikmatnya ganja, tak ada lagi cahaya masa depan itu semua karena salah kita semua, kita terlalu santai menanggapi isu internasional ini, tak ada pencegahan, tak ada penanggulangan, tak ada tindakan tegas, membuat para mafia-mafia narkoba dengan mudahnya memasok barang haram ini, para anak-anak dan remaja dengan gampangnya mendapatkan zat adiktif ini, itu semua salah siapa?
Tapi sudah seharusnya kita sadar, tak ada waktu untuk saling menyalahkan, tanggap bencana. Yah ini adalah bencana untuk bangsa kita, tanggap bencana diperlukan dalam menekan jumlah korban yang semakin meningkat ditiap tahunnya, setiap membuka situs BNN selalu saja ada perkembangan signifikan ditiap tahunnya terkait jumlah korban pengguna barang haram.
Ini membuktikan, bahwasanya ancaman tahanan dingin dan kerasnya lantai penjara tak cukup membuat jera korban barang haram ini, mari bersama kita identifikasi apa yang menjadi solusi untuk permasalahan ini, menghitung mundur menuju 2016, adakah progress khusus yang akan kita gerakkan dalam rangka menanggulagi semakin banyaknya korban yang berjatuhan akibat buaian tanaman-tanaman dari neraka ini.
Sekali lagi saya menekankan, mereka hanyalah korban dari kebiadaban para oknum-oknum yang mencari uang dari bisnis haram ini, cabut dari akarnya, bukan dari daunnya, berantas mafianya, bukan korbannya, dukung jangan menghukum! (Rutini)