PERILAKU ADIKSI
- Published in Artikel & Opini
- Read 152 times
Adiksi dikatakan sebagai penyakit otak yang mempengaruhi perilaku. Keterlibatan berat pada perilaku adiksi seringkali ditemani oleh tahapan rekognisi sebagai bagian dari “ketergantungan” yang membahayakan fisik, sosial atau psikologi, dan keinginan untuk mengurangi perilaku ini bukanlah hal yang mudah dilakukan.
Adiksi merupakan suatu penyakit atau ketergantungan terhadap NAPZA dan zat adiktif lainya, ini merupakan masalah besar yang sedang melanda Indonesia umumnya, dalam kurun waktu singkat, Adiksi dapat membuat bangsa kehilangan generasi yang seharusnya menjadi penerus bangsa. Adiksi dapat menyerang siapa saja, tidak memperdulikan siapa orang tuanya, usia, agama, ras dan strata sosial.
Adiksi dapat dikatakan suatu penyakit yang sifatnya kronis/akut dan dapat menyebabkan kekambuhan (Relapse). Adiksi menyerang fisik, mental, emosianal dan spritual dari si pecandu. Tubuh pecandu sudah mengalami toleransi terhadap efek dari zat-zat adiktif dan menyebabkan si pecandu menjadi ketergantungan seumur hidupnya. Pecandu menjadi obsesif dan kompulsif terhadap zat-zat adiktif tersebut,
Apabila sang pecandu mengalami withdrawal (putus zat) Ia akan menghalalkan cara apapun untuk mendapatkan zat-zat adiktif. Pecandu biasa melakukan tindakan kriminal karena otak dan tubuhnya sudah tergantung, untuk mendapatkan zat-zat adiktif ini bukan salah pecandu, tetapi ini semua karena pengaruh jahat dari efek obat-obatan.
Jebakan ketergantungan
Dalam pengindraan, pecandu terjebak oleh obat mereka sendiri. Mereka memulai dengan tujuan untuk merasa lebih baik, namun berakhir hanya untuk menghindari perasaan yang buruk. Lalu akan timbul pertanyaan apakah pecandu dapat kembali normal jika mereka berhenti? Dalam hal ini pecandu dapat belajar untuk merasakan kenikmatan dengan cara-cara lain selain menggunakan (obat). Namun sayangnya pengalaman riset dan klinis menunjukkan adanya perubahan biologis yang disebabkan oleh obat itu sendiri, dimana perubahan tersebut bersifat permanen. Itulah sebabnya kecanduan dinyatakan tidak dapat disembuhkan