PERLUKAH PENGENALAN NARKOBA PADA ANAK USIA DINI?
- Published in Artikel & Opini
- Read 548 times
Banyak masyarakat sekarang ini beranggapan bahwa pengetahuan narkoba hanya perlu di ketahui oleh anak remaja ataupun orang dewasa, karena berdasarkan data BNN yang dilansir dalam opini Elisi Koorag, terdapat 80 % dari 5 juta pengguna narkoba adalah remaja dalam rentang usia 14-19 tahun. Tidak ada angka yang merujuk pada anak dengan usia di bawah itu. Tidak ada bukan berarti tidak ada dalam kenyataan. Rokok termasuk salah satu jalan bagi anak/remaja mengenal narkoba.
Rokok kini sudah menyentuh semua kalangan, tidak menutup kemungkinan bahwa anak yang dibawa umurpun sudah mengenal yang namanya rokok. Banyak fenomena sekarang ini anak SD sudah merokok.
Jika pertanyaannya mengatakan, perlukah pengenalan Narkoba pada usia dini ? maka jawabannya adalah perlu. Karena seperti yang kita ketahui jika dalam kesehariannya anak-anak dengan mudah mengisap rokok, maka tidak menutup kemungkinan lambat laun anak tersebut akan menggunakan narkoba.
Elisi Koorag menyampaikan bahwa dalam suatu diskusi Komunitas Langsat di rumah Langsat beberapa waktu lalu, hadir orang-orang keren yang menyatakan sudah berhenti merokok. Elis mengulas pemamaparan yang disampaiakan Pangeran Siahaan, pemerhati sosial yang juga blogger dan setia pada kampanye anti rokok.
Menurut Pangeran Siahaan, rokok sangat mudah diperoleh. Kemudahan memperoleh rokok, adalah salah satu penyebab mudahnya anak-anak menjadi perokok. Di ketahui, rokok adalah salah satu jalan masuk pada anak mengenal narkoba. Lalu bagaimana mengatasi situasi seperti ini?
Dari diskusi, muncul beberapa ide.
1. Tingkatkan pajak rokok
Otomatis akan membuat harga rokok melambung tinggi. Tapi industri rokok tak berbeda dengan industri lainnya yang melibatkan banyak tenaga kerja. Jika pajak dinaikkan, ada kemungkinan terjadi pengurangan tenaga kerja. Problem pengangguran adalah masalah besar.
2. Batasi ruanglingkup peredarannya.
Artinya rokok hanya diijinkan di jual di tempat-tempat tertentu. Harusnya ide ini dapat dilakukan, tapi kembali lagi pada usaha hajat hidup rakyat kecil yang menggantungkan pencarian nafkahnya pada penjualan rokok di kios-kios kecil.
3. Wajib tunjukan identitas diri saat membeli rokok.
Ide ketiga ini sebenarnya paling sederhaa dan paling mudah diterapkan/ Tapi lagi-lagi, masyarakat kita masih memikirkan makan apa ketimbang kesehatan masyarakat secara umum.
Muncul lagi pertanyaan, materi narkoba seperi apa yang bisa disampaikan pada anak ?
Dalam menjelaskan bahaya narkoba kepada anak-anak memang tidaklah mudah, perlu strategi yang tepat agar anak tersebut mampu memahami maksud dari penjelasan kita. Untuk memulai pengenalan materi narkoba pada anak-anak di mulai dari pemahaman yang sederhana saja.
Menurut Elisa Koraag, cara awal dalam memberikan pemahaman mengenai materi narkoba yaitu menghindari hal-hal buruk.
Misalnya bermain kelamaan hingga lewat waktu. Anak-anak menjadi lelah dan tidak dapat belajar dengan baik. Tanpa belajar dengan baik maka tidak akan mencapai prestasi yang diinginkan. Hal buruk bukan Cuma bermain/menonotn tv terlalu lama. Berkelahi atau mencuri juga tidak baik. Begtu pula dengan atifitas merokok. Karena merokok dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan. Selain itu rokok harus di beli. Anak-anak tidak diberikan uang untuk membeli rokok. Rokok selain menghabiskan uang saku juga tidak bermanfaat. Selain rokok, masih yang lainnya yang juga tidak baik. Biasa dikenal dengan narkoba. Bentuknya bermacam-macam. Ada yang serupa obat (pil), bubuk atau cairan. Berbentuk permen juga ada.
Jika ada orang yang menawarkan/menjual benda-benda tadi dengan janji akan membuat jadi pandai, itu tidak benar. Lebih baik lapor dan Tanya pada ibu/bapak guru. Benarkah ada permen yang bisa membuat anak menjadi pintar? Jika diberi gratispun jangan diambil, apalagi kalau harus membayar.
Uang saku, akan lebih baik jika ditabung. Jika terkumpul bisa dimanfaatkan untuk hal lain yang lebih bermanfaat, misalnya biaya berlibur ke museum atau membeli buku bacaan/pelajaran sekolah. Sesekali juga boleh untuk beli permen atau es krim.
Kegiatan-kegiatan positif yang ditanamkan oleh orangtua sejak dini, bisa menjadi kebiasaan yang positif bagi anak-anak, sehingga anak-anak juga bisa mencetak sebuah presetasi yang membanggakan.Kegiatan terarah, terstruktur dan dilakukan secaraberkesinambungan akan menghindari anak dari waktu kosong.
Meminimalkan waktu kosong akan meminimalkan anak berkegiatan yang tidak terarah. Selain itu, latihan yang terjadwal, membuat orangtua dapat melakukan pengawasan pada setiap kegiatan anaknya.
Kita percaya bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan masyarakat pada bahaya narkoba, maka akan menjauhkan mereka dari penyalahgunaan narkoba, akan tetapi pengawasan secara terpadu, atas kerjasama orangtua, guru dan masyarakat sekitar tetap ada. Sehingga jikalau ada pecandu narkoba di lingkungan kita, masyarakat dapat segera melaporkannya pada tempat-tempat yang sudah ditentukan diantaranya dipuskesmas tingkat kecamatan.
Mengutip dari kalimat Elisa Koraag bahwa jangan hindari para pecandu narkoba, tapi dekati dan bantu. Program P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika) ditetapkan sebagai program pemerintah yang harus dilaksanakan dengan sukses. Dan keberhasilan program tersebut bergantung pada kepedulian dan kerjasama semua pihak.
Sebagai warganegara kita perlu peduli dengan bangsa ini. Indonesia sehat tanpa narkoba dapat kita wujudkan jika kita bergerak melakukan upaya-upaya pencegahan kepada para tunas-tunas generasi muda.(Kartika Yusuf)